Just Need You Here (Part 7)

Just Need You Here (Part 1)
Just Need You Here (Part 2)
Just Need You Here (Part 3)
Just Need You Here (Part 4)
Just Need You Here (Part 5)
Just Need You Here (Part 6)

Ye… ntah masih ada yang mau baca ff ini atau gak…
yang jelas, kalo udah baca jangan lupa comment yah….

Guest Star: Krystal f(x), Jiyoung dan Nicole (Kara)

Mika terus menarik tangan Yoo Rin mengikutinya menuju sebuah mobil sport hitam yang terparkir rapi diparkiran bandara. Hatinya begitu sakit saat mengetahui bahwa seminggu lalu Yoo Rin terus berada bersama Karam.

“ Masuklah… “ perintahnya pelan sambil membukakan pintu mobilnya. Agak ragu Yoo Rin pun masuk diikuti Mika yang juga masuk ke kursi pengemudi. Suasana mendadak hening. Yoo Rin terus mengalihkan pandangannya dari Mika yang pasti sangat kecewa dengan dirinya. Sementara Mika tidak bisa berkata apa-apa begitu megetahui keadaan yang sebenarnya.

“ Mianhae… “ ucap Yoo Rin lirih.

“ Mwo? Buat apa? “ tanya Mika berusaha menutupi kekecewaannya.

“ Jangan memkasakan dirimu… karena itu aku ingin meminta maaf… aku juga tidak tahu bahwa dia juga meng… “

“ Gwenchana… gwenchana… yang penting kau sekarang berada disamping ku… gwenchana… “ potong Mika cepat sambil menggenggam tangan Yoo Rin kuat.

“ Tangannya… tangannya masih hangat seperti dulu… tuhan… maafkan aku telah menyakitinya… “ batin Yoo Rin menyesal. Ditatapnya mata Mika yang terlihat begitu tegar. Perasaan bersalah pun semakin menghantuinya.

Tak lama kemudian pun Mika memacu mobilnya cepat. Emosi dan kekecewaan terus menyelimutinya meskipun ia berusaha tenang. Hal ini juga dirasakan oleh Yoo Rin melalui kecepatan mobil yang dibawa Mika. Kecepatan yang tidak biasa. Kecepatan yang benar-benar menunjukkan kekecewaan dan kemarahan yang dipendam Mika.

Mereka terus melaju kencang hingga akhirnya berhenti dipinggir sungai Han. Mika memberhentikan mobilnya kasar sehingga membuat tubuh Yoo Rin terguncang. Sejurus kemudian, namja itu langssung keluar begitu saja dari dalam mobilnya tanpa menghiraukan Yoo Rin yang masih kaget didalam mobilnya.

Yoo Rin pun langsung menghampiri Mika yang menatap kosong kearah aliran sungai. Dipegangnya pundak Mika pelan. Badan Mika terasa berguncang. Dan begitu Yoo Rin melihat kearah namja itu, air mata telah mengalir dikedua belah pipinya.

“ Jangan lihat aku… “ gumam Mika lirih. “ Aku semakin terlihat lemah dihadapan mu… jangan lihat aku seperti ini… “

Yoo Rin yang tidak kuasa menahan tangisnya pun kini ikut menangis. Diusapnya air mata Mika sementara air matanya sendiri sudah tak bisa lagi dibendungnya.

“ Jeongmal mianhae… mianhae Mika~ah… “

Sesaat keduanya pun larut dalam tangisan emosi mereka. Seumur hidupnya, ini lah kedua kalinya Yoo Rin melihat Mika terpuruk. Dan dua-duanya terjadi karena dia dan Karam. Mika yang selama 17 tahun ini selalu membuatnya nyaman karena bisa melindunginya, menenangkannya, kini malah begitu terlihat menyedihkan dihadapannya.

“ Jeongmal mianhae Mika~ah… “ ucap Yoo Rin untuk yang kesekian kalinya.

Mika hanya diam dalam tangisnya. Tiba-tiba saja dia menarik Yoo Rin dalam pelukannya. Memeluknya begitu erat dan Yoo Rin pun tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

“ Jangan bilang maaf… katakan kalau kau mencintai ku… katakan kalau kau akan memberiku kesempatan lagi… kumohon, katakan hal itu… aku cuma butuh itu… “

“ Jeongmal mianhae… “

“ Aku bilang jangan bilang maaf Kim Yoo Rin!!! bilanglah kau cinta pada ku!!! Aku Cuma membutuhkan itu!!! “

Teriakan Mika yang memilukan hanya bisa membuat Yoo Rin semakin terdiam. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan menyakiti banyak orang disekelilingnya. Menyakiti Mika yang begitu mencintainya, menyakiti Karam yang sangat dicintainya, dan menyakiti Min karena telah merebut hati Karam dari sisinya. Dan kini, ia tidak tahu harus berbuat apa.

***

“ Hmmphhh… “ Yoo Rin menghela nafas panjang. Sudah tiga minggu semenjak insiden dipinggir sungai itu, selama itu pula Mika menghindar dan tidak memberikan kabar apa pun kepadanya.

“ Yoo Rin~ah… kau tidak pulang? “

Seorang yeoja cantik tiba-tiba saja mengagetkan Yoo Rin. Gadis yang begitu bersinar seperti Krystal, sama seperti namanya.

“ Ah… ne… sebentar lagi… “ jawab Yoo Rin lirih.

“ Kalau begitu, aku duluan yah… “

“ Ne… “

Yoo Rin kembali diam dalam kelas yang sudah kosong itu. Diambilnya dompet berwarna pink dengan paduan ungu dari dalam tas-nya. Dikeluarkannya selembar foto yang sudah 17 tahun ini selalu terletak indah disana.

“ Kenapa aku sekarang memikirkan dan selalu mencari mu… Mika~ah… kenapa kau tidak pernah mengangkat atau membalas sms ku… apa kau ingin membuat ku khawatir terus menerus!!! “ gerutunya kesal sambil menatap tajam kefoto tersebut. Foto dia dan Mika ketika kelulusan SMP-nya.

Yoo Rin pun melanjutkan langkahnya menuju gerbang sekolahnya. Hari ini sama seperti enam hari sebelumnya, tidak ada sosok Mika yang datang dengan senyuman khasnya. Yoo Rin pun terpaksa berjalan seorang diri menuju halte bus yang tak jauh dari sekolahnya. Saat ia tengah asyik menunggu kedatangan bus yang akan membawanya pulang, matanya tidak sengaja tertuju pada seorang namja yang dikenalnya, namja yang sudah 3 minggu ini dikhawatirkannya.

“ Mika~ah!! “ pekiknya kaget. Kekagetannya bertambah saat melihat tangan dua orang yeoja bergelayut manja dilengannya. Yoo Rin pun buru-buru menyebrangi jalan dan mengejar ketiga sosok yang berada sedikit didepannya.

“ Mika~ah… “ panggilnya keras sembari mencengkeram tangan Mika. Mika dan kedua yeoja disampingnya pun langsung menoleh kearah Yoo Rin.

“ Oppa… kau mengenalnya? “ tanya yeoja yang berambut pendek.

Mika pun hanya bisa diam dan kaget akan kedatangan Yoo Rin yang berdiri dengan wajah kesal dihadapannya. “ Anni… aku tidak mengenalnya… “ jawab Mika berbohong dan terus mengabaikan Yoo Rin.  “ Kajja… “ Mika dan kedua yeoja itu kembali melanjutkan langkahnya saat lagi-lagi Yoo Rin menghentikannya.

“ Mika~ah… waeyeo?!! “

Mika menghentikan langkahnya. Kedua yeoja itu hanya bisa saling bertatapan satu sama lain.

“ Nicole~ah… Jiyoung~ah… tinggalkan aku saat ini… aku harus menyelesaikan urusan ku dulu… kapan-kapan aku akan menghubungi kalian… “ ucap Mika akhirnya. Kedua yeoja yang bernama Nicole dan Jiyoung itu pun langsung berlalu meninggalkan Mika setelah lebih dulu mencium pipi Mika. Pandangan Mika kini beralih kearah Yoo Rin yang masih menatapnya kesal.

“ Wae? “ tanya Mika tak kalah dinginnya dari tatapan Yoo Rin.

“ Seharusnya aku yang bertanya… kau kenapa?! “

“ Waeyeo? Apa semua ini mengganggu mu?! “

“ Mika~ah… kenapa kau jadi seperti ini?! “

“ Wae? Kenapa kau kembali kepada ku? Apa namja itu sudah mencampakkan mu lagi?! Dan sekarang… kau kembali kepada ku… dan ingin menjadi seperti yeoja-yeoja tadi? Kau ingin menjadi pelacur ku hah?! “

Yoo Rin kaget akan pernyataan terakhir Mika yang sangat melecehkannya. Sebuah tamparan pun berhasil mendarat mulus dipipi Mika. Butiran air mata pun tak bisa ia bendung lagi. Beberapa orang yang melintasi mereka pun langsung mengarahkan matanya kearah mereka. Melihat tangis Yoo Rin, Mika hanya bisa diam. Dia sama sekali tidak ingin menyakiti Yoo Rin apa lagi membuatnya menangis. Tapi, emosi yang selama ini dipendamnya ntah kenapa bisa keluar begitu saja.

“ Jinja? Apa kah kau selama ini menganggap ku cuma sebagai pelacur? Aku mengkhawatirkan mu Lee Suhoon… selama seminggu kau tidak pernah mengangkat atau membalas sms ku… kau benar-benar membuat ku cemas… sekarang, kurasa kau baik-baik saja… mianhae… maafkan pelacur ini yang sudah mengganggu mu… “ ucapan tajam Yoo Rin seakan menembus relung hati Mika yang sebenarnya sangat merindukan sosoknya.

Yoo Rin segera berlalu meninggalkan Mika yang masih mematung ditempatnya. Sebuah penyesalan pastinya sedang dirasakan oleh Mika.

“ Babo!! Apa yang kau lakukan Lee Suhoon… dia mengkhawatirkan mu… dan kau… apa yang kau lakukan padanya… “

***

Hati Yoo Rin masih terasa sakit atas perkataan Mika yang benar-benar melecehkannya. Ia benar-benar tidak menyangka jika kata-kata itu akan keluar dari mulut seorang Mika. Dia turun dari bus dengan air mata yang masih membasahi kedua belah pipinya. Ia benar-benar mengkhawatirkan Mika. Jika perubahan Mika itu terjadi akibat dirinya, maka dia tidak akan pernah bisa melihat keterpurukan namja itu.

Yoo Rin terus mempercepat langkahnya. Sesekali dihapusnya air matanya yang masih terus mengalir deras disudut matanya. Tanpa ia sadari, sebuah cengkraman erat menarik tubuhnya yang masih shock akan kejadian tadi. Berikutnya, yang ia ketahui adalah tubuhnya telah merapat kedinding sebuah pagar batu dan seseorang berkaca mata hitam telah berdiri begitu dekat dihadapannya.

“ Siapa dia?! “ batin Yoo Rin cemas melihat namja yang berdiri lantang dihadapannya. Sesaat kemudian namja itu melepaskan kaca matanya.

“ Karam~ah… “ gumam Yoo Rin pelan.

“ Ne… ini aku… “

“ Mworago? “ tanya Yoo Rin datar. Mood-nya benar-benar kacau sekarang.

“ Yoo Rin~ah… kau menangis? “ tanya Karam khawatir.

“ Ah… a… a… a… anni… wae? Waeyeo? “

“ Jinja? Kau tidak menangis? “

“ Ne… aku cuma kemasukan debu… kenapa kau kesini? “

“ Kau susah sekali dihubungi… Kau tidak pernah membalas sms ku, telepon ku, atau pun e-mail ku… aku benar-benar bingung bagaimana harus berhubungan dengan mu… “

“ Mianhae… “

“ Bogosipeo… “ bisik Karam lirih. Tapi mampu membuat Yoo Rin mendengar ketulusannya.

Yoo Rin pun lagi-lagi hanya bisa diam. Perasaan yang sebenarnya juga ia rasakan. Tapi, rasanya saat ini belum tepat untuk melepas semua rasa rindu itu.

“ Pulanglah… “ sahut Yoo Rin lalu menolak tubuh Karam pelan.

“ Wae? “

“ Jika seperti ini… kita akan menyakiti banyak orang… pulanglah… dan jangan pernah temui aku lagi… “

“ Kau tidak merindukan ku? “

Yoo Rin terdiam. Ditatapnya wajah Karam yang juga menatapnya lekat. Sorot mata yang ia cintai, yang ia rindukan, dan sorot mata yang ingin ia miliki.

“ Aku juga merindukan mu… “ Yoo Rin langsung menghambur kepelukan Karam yang langsung menyambut pelukan tersebut. “ Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa Karam~ah… aku benar-benar tidak tahu… semuanya seakan serba salah bagi ku… aku benar-benar tidak tahu… “

“ Tenang lah… tenang… “

Cukup lama mereka berpelukan. Hingga akhirnya Karam melepaskan pelukan tersebut dan memberikan sebuah kertas ditelapak tangan Yoo Rin.

“ Jika kau mencintai ku… datang lah kesana… “ Karam mencium bibir Yoo Rin sekilas lalu pergi meninggalkannya. Ditempatnya berdiri, Yoo Rin pun segera membuka remasan kertas putih tadi.

‘Temui aku di­­­­­­­­­­­­­­­­­ Lotte World besok jam 3 sore…’

Saranghae 🙂

Yoo Rin meremas kertas itu lagi dan menyimpannya didalam saku bajunya. Perasaannya sedikit membaik. Tapi, tetap saja ia tidak bisa mengabaikan perubahan sikap Mika yang begitu menyakiti hatinya.

***

Mika berjalan menuju rumah Yoo Rin. Ia bertekad untuk meminta maaf kepadanya apa pun hasilnya nanti. Belum sampai dia di kediaman keluarga ‘Kim’ tersebut, ia melihat Yoo Rin yang baru saja keluar dari rumahnya dengan pakaian rapi dan senyum yang terus mengembang diwajahnya. Mika pun langsung bersembunyi menunggu hingga Yoo Rin melewati tempatnya berdiam diri.

“ Apa dia ingin bertemu dengan Karam? “ batin Mika bingung sambil melihat punggung Yoo Rin yang sudah berjalan jauh didepannya. Dengan penasaran, Mika pun dengan hati-hati berusaha mengikuti Yoo Rin. Dilihatnya yeoja itu menaiki sebuah bus dan Mika pun langsung mengikutinya dengan jarak yang aman.

Tak berapa lama, bus itu menurunkan Yoo Rin disebuah tempat yang layak menjadi tempat kencan untuk sepasang kekasih, Lotte World. Dilihatnya Yoo Rin dari balik kaca mobilnya. Seperti menunggu seseorang sebelum memasuki tempat mewah tersebut (Kalo gak salah Lotte World indoor kan?, hehehe… mian gak tau!)

***

Yoo Rin tampak merapikan dress putih yang tampak manis ditubuhnya. Sesekali dirapikannya rambutnya dan berusaha tampil sempurna dihadapan namja yang dicintainya. Dilihatnya jam berwarna senada yang melingkar di pergelangan kirinya.

“ Sudah hampir jam lima… kemana dia… seharusnya kan dia yang datang lebih dulu… “ Yoo Rin memanyunkan bibir merahnya. Tapi, sejurus kemudian ia terus tersenyum.

Waktu berlalu begitu cepat. Sudah hampir 2 jam Yoo Rin menunggu ditempat itu. Awan mendung pun mulai terlihat menutupi kota Seoul. Yoo Rin masih terus melihat kearah jam tangannya dan terus meyakini dirinya bahwa Karam akan datang menemuinya.

Tess…

Rintik hujan tiba-tiba saja jatuh dan mengenai pipinya layaknya setetes air mata.

“ Hujan… “ pikirnya kecewa. Lama kelamaan pun hujan itu semakin deras. Buru-buru Yoo Rin mencari tempat berlindung saat tiba-tiba Mika datang menghampirinya.

“ Masuklah ke mobil ku… “ perintah Mika cepat lalu menarik paksa Yoo Rin masuk kedalam mobilnya.

Pintu mobil pun ditutup, kini Yoo Rin dan Mika bisa terlindung dari guyuran hujan. Mika pun segera memberikan handuk. Dengan ragu Yoo Rin pun menerimanya.

“ Kenapa kau bisa ada disini? “ tanya Yoo Rin saat sadar kenapa namja itu juga bisa berada ditempat yang sama.

“ Eh? “

“ Kenapa kau bisa disini? “

“ Aku mengikuti mu… “ aku Mika jujur. “ Yoo Rin~ah… apa kau sedang menunggu Karam? “

“ Ne… “ jawab Yoo Rin setelah beberapa lama.

Keadaan kembali hening. Hujan masih turun dengan derasnya. Mika tidak memacu mobilnya Karena tahu bahwa yeoja itu masih berharap bahwa Karam cepat atau lambat akan datang menemuinya.

“ Yoo Rin~ah… “

“ Ne… “

“ Mianhae… “

“ … “

“ Perkataan ku sangat keterlaluan kepada mu… mianhae… jeongmal mianhae… aku benar-benar babo telah melakukan hal itu… “

Yoo Rin hanya menghela nafas panjang lalu tersenyum kearah Mika. “ Gwenchana… seharusnya aku yang meminta maaf kepada mu jika semua itu terjadi karena salah ku… “

Mika mengelus pipi Yoo Rin lembut. Menatap setiap inchi paras cantiknya. “ Karena ini lah aku mencintai mu Kim Yoo Rin… “ gumamnya pelan. Yoo Rin hanya bisa diam. Mika yang menyadari perkataannya pun juga hanya bisa bungkam dalam keheningan yang tercipta.

Sementara Yoo Rin masih asyik menatap ke derasnya air hujan yang turun sore itu. Perasaannya hancur berkeping-keping. Ini kedua kalinya Karam mengabaikannya. Butiran air mata pun langsung membasahi pipinya. Kekecewaan yang mendalam semakin kuat menyelimutinya.

“ Menangis lah jika itu bisa membuat mu tenang… “ tangan Mika mengelus rambutnya lembut. Membuat sebuah kehangatan memasuki dirinya dan menjemputnya kealam mimpi.

Mika yang menyadari bahwa Yoo Rin sudah tertidur pulas hanya bisa tersenyum sendiri dan melihat wajah cantik ini sepuasnya.

“ Sekarang aku menyesali semua yang kumiliki… kini, beasiswa itu tampak tak berharga karena hati mu sudah dimiliki oran lain… jeongmal saranghae Yoo Rin~ah… “ ucap Mika lembut sambil mengelus pipi Yoo Rin.

Drrrttt… drrrttt… drrrttt… drrrttt…

Getaran hp Yoo Rin yang berada dalam tas-nya langsung menyadarkan Mika. Dengan ragu Mika mengeluarkan handphone tersebut. Sebuah panggilan dari Karam ternyata. Dengan sigap Mika mengangkat telepon tersebut.

“ Ya… Yoo Rin~ah… apa kau disana? Kau masih disana? Aku akan segera menjemput mu… mianhae… aku… aku… “ seru Karam panik.

“ Dia aman bersama ku… “ jawab Mika memotong perkataan Karam. Mendengar suara yang tak diduganya, Karam pun hanya bisa diam.

“ Nugusaeyeo? “ tanya Karam bingung.

“ Aku Mika… Yoo Rin sekarang sedang bersama ku… lebih tepatnya dia sedang tidur di mobil ku… “

“ Aku ingin berbicara dengannya!! “

“ Kau ingin membangunkan mimpi indahnya? Kau telah mengabaikannya lagi dan sekarang apa kau tega mengusik mimpinya? “

“ … “

“ Jika kau menginginkan bukti, datanglah ke Lotte World… aku tidak bisa membawanya pulang, dia sudah terlalu lama menunggu kedatangan mu… kami masih disini… “

Tep…

Mika memutuskan panggilan tersebut. Emosinya kian mencuat. Tapi, begitu melihat wajah polos yang tengah tertidur itu ada sebuah kekuatan yang terus membuatnya menahan diri. Dipandanginya Yoo Rin berkali-kali. Hingga tak lama kemudian, sebuah mobil lain berhenti tepat didepan mobilnya.

“ Dia sudah datang Yoo Rin~ah… “ gumam Mika pelan. Hujan mulai berhenti, dengan cepat pun Mika keluar dari mobilnya bersamaan dengan namja lain dari mobil dihadapannya.

“ Dimana Yoo Rin?!” tanya namja yang tak lain adalah Karam.

“ Biarkan aku menjaganya… “

“ Dimana Yoo Rin!!! “

“ Karam~ah… aku sudah memutuskan… kali ini… aku… aku akan berusaha untuk merebut Yoo Rin dari mu… “

“ … “

“ Setelah kejadian hari ini, aku sadar bahwa kau tidak lebih baik dari ku… “

“ Dimana Yoo Rin sekarang… “

“ Tenang lah… dia dimobilku, dia masih tertidur… “

Mika berlalu meninggalkan Karam dan kembali menuju mobilnya. Tak lama ia kembali dengan seorang yeoja dengan handuk yang menutupi kepalanya dan mengucek kedua matanya. Pandangan Yoo Rin pun kini beralih kearah Karam yang berdiri tidak jauh dari mereka. Dan secara spontan dan begitu cepat, mika mencium bibir Yoo Rin sekilas.

Amarah Karam pun meluap. Buru-buru ditariknya Yoo Rin yang masih kaget dan setengah sadar kedalam mobilnya, dipacu mobilnya cepat meninggalkan tempat dimana Mika berada.

Suasana mendadak hening. Hanya suara rintik hujan yang telah reda yang terdengar diantara mereka berdua. Kecepatan mobil yang dibawa Karam hanya bisa membuat Yoo Rin mengencangkan save belt-nya.

“ Karam~ah… pelan kan sedikit… “ pinta Yoo Rin cemas. Perlahan pun Kaam memelankan laju mobilnya.

“ Kau kenapa?! “ tanya Karam dengan keras.

“ Aku? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu… kau yang kenapa?! “ jawab Yoo Rin tak kalah keras.

“ Oh… jadi kau menikmatinya, menikmati saat-sat bersama mu dengan dia dan juga saat dia mencium mu tadi?! Kau menikmatinya… “

“ Apa maksud mu? Kenapa kau jadi begitu emosional… seharusnya aku yang marah kepada mu!!! “

“ Jelas saja aku marah! Yeojachingu ku berduan dengan orang lain bahkan berciuman didepan mata ku sendiri!!! “ suara Karam yang semakin meninggi terus menggema ditelinga Yoo Rin. air mata pun mulai menetes dari matanya. Kesedihan dan kemarahan yang sudah tidak sanggup lagi ia tuangkan dengan kata-kata.

“ Turun kan aku… “ pinta Yoo Rin pelan disela isak tangisnya. Tapi Karam hanya dia dan terus menaikkan kecepatan mobilnya. “ Kubilang turunkan aku!!! “

Mendadak Karam pun memberhentikan mobilnya. Yoo Rin dengan cepat membuka pintu mobil Karam lalu keluar dari sana.

“ Aku bukan yeojachingu mu… aku cuma yeoja bodoh yang mau saja disakiti oleh namja seperti mu… dan Mika… Mika adalah namjachingu ku… dan seingat ku, aku tidak pernah memutuskan hubungan kami… “ bentak Yoo Rin tajam kepada Karam yang masih duduk diam di kursi kemudi (?), lalu dengan kesal dibantingnya pintu mobil Karam dan segera berlalu dari tempat itu.

“ Yoo Rin~ah… jebal… jeongmal mianhae… “ teriak Karam berusaha menghentikan langkah cepat Yoo Rin. beberapa orang disekelilingnya pun langsung melempar pandangan heran kearahnya. Dengan kesal ia kembali ke mobilnya dan memacunya cepat.

***

Karam membanting pintu kamarnya kasar. Pikirannya benar-benar kacau. Tak disangkanya masalah akan semakin runyam karena ketidakpastiannya sendiri. Tapi, begitu dia masuk, dia dikejutkan oleh sosok Min yang sedang duduk di meja belajarnya.

“ Karam~ah… gwenchanayeo? “ tanya Min heran. Tapi Karam hanya diam. Dipandangnya Min sesaat dan sebuah kekesal tiba-tiba saja menyeruak. Min menghampiri Karam yang terlihat kacau.

“ Wae? “ tanyanya lembut.

“ Min~ah… “ panggil Karam datar sambil menepis telapak tangan Min yang menyentuh hangat pundaknya. Min hanya bisa tersenyum menatap Karam, menunggu namja itu melanjutkan kata-katanya.

“ Aku… aku… aku ingin mengakhiri hubungan ini… “ terang Karam tegas membuat senyum yeoja itu memudar perlahan.

~TBC

15 responses to “Just Need You Here (Part 7)

  1. maaf ya baru baca dan comment, soalnya sibuk kuliah nih,hhaa *nasib jadi maba, banyak tugas*

    huehehehehehehe smua tokohnya lagi pada galau nih kayanya,hhaa

    menguras emosi lagi

    cuman kok kayanya karam, yoo rin sama mika keliatan plin plan gt ya ._.v

  2. geregetaaaaaan -______-”
    sumpah ya baca FF ini aku bingung mau mihak yang mana -_-
    Mereka semua sama-sama ngeselin
    Awalnya kaya kasiaaaan banget si Yoo Rin, eh lama-lama kok dia jadi labil gitu -__-
    Karam juga sama aja
    aku cuma mau ngedukung Mika lah, ayo Mika tinggalkan Yoo Rin (?)
    Jangan mau jadi gila karena cewek!! *komen apaan ini* *ditendang author*
    Keep writting ya ^^
    Aku suka FF ini 😀

Tinggalkan komentar