Sometimes the love it doesn’t move only in one place ( Part 2 )

Sometimes the love it doesn’t move only in one place

(chapter two)

 

Author            : Hyerin

Cast                : Park hye rin, Leeteuk, DooJoon, Eunhyuk, Kyo yeon

Genre              :  Romance Comedy

Rating             : 17+

Disclaim          : ini semua berdasarkan khayalan author.^^

                                                 

 

***

 

Author POV *

 

 

Sekarang leeteuk masih memegangi soft drink yang ia dapat dari seorang namdongsaeng eunhyuk,  setelah beberapa jam selesainya pemberitahuan tentang managernya yang akan berangkat meninggalkan seoul lusa nanti. Dia merasa linglung dengan semua hal yang berurusan dengan dirinya sendiri. Mulai dari sore tadi saat ia bertemu dengan hyerin hingga sekarang telah mengetahui bahwa managernya akan berpisah dengannya. Semua terasa berputar mengelilingi bayangan-bayangan itu.

 

Disekitar terlihat sepi dan lengang. Sudah pukul 11 malam leeteuk masih berada di tepi sungai han. Duduk ditempat yang nyaman dan melemparkan pandangan lurus ke sungai yang berwarna gelap pekat seakan merasuki alam pemikirannya. Tidak ada seorang pun yang menghuni sungai han kecuali ia. Sudah berapa lama ia disini? Tepatnya sudah 2 jam dia berada disini.

 

tak lama setelah ia bosan duduk sendiri tengah malam seperti orang bodoh, leeteuk mengambil langkah menuju mobilnya. Sambil menempuh perjalanan pulang, ia memasang lagu-lagu yang jelas dinyanyikan dirinya dan semua namdongsaengnya. Jendela mobil terbuka lebar, membiarkan angin malam menerkam setiap sel-sel kulitnya.

 

Sesampai di dorm leeteuk melihat eunhyuk yang sedang asyik dengan ipadnya. Leeteuk menghampirinya “eunhyuk~a mengapa kau belum tidur?? Apa yang lain sudah tidur??”.

“aku tidak bisa tidur hyung, yang lainnya sudah tertidur sangat pulas, lihat saja itu si maknae kita”.

leeteuk melihat kyuhyun yang tidur diatas sofa dengan kaki mengangkang dan mulut ternganga. Lalu eunhyuk melanjutkan “Rasanya insomnia ku kambuh saat ini. Kau darimana saja sejak tadi?? Mengapa baru pulang jam segini?”. Eunhyuk melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi.

“aku hanya mencari udara segar di dekat sungai han. Tidak ada hal lain yang aku lakukan selain berjalan sedikit dan duduk disekitarnya”. Leeteuk menjawab sambil memeluk bantal yang diambilnya dari pelukan kyuhyun, yang setengah sadar kyuhyun hampir jatuh dari sofa akibat bantal yang ditarik leeteuk.

 

“ne? apa ada yang membebanimu hyung? Kelihatannya kau terlihat lesu dan sedikit pucat akibat angin malam.” Eunhyuk memandangi hyungnya dengan tatapan sedikit mengkhawatirkan. “cerita lah padaku, mumpung aku belum berubah pikiran yang menawarkan diriku sebagai tong curhatan” lanjutnya masih menatap leeteuk meledek.

 

“yaa!! Bukan hal yang penting hyuk~a, hanya saja aku memikirkan akan kepergian manager hyung. Jika dia pergi, apa aku bisa mengurusi diriku sendiri atau tidak, itu saja.”  Jawab leeteuk datar dengan duduk merosot disofa.

 

“santai sedikit hyung, masih ada namdongsaengmu yang tak terhitung banyaknya, tapi mungkin memang kau lebih membutuhkan manager pengganti selama manager hyung bertugas”. Eunhyuk memberi saran yang membuat leeteuk berpikir dan mengolah perkataan eunhyuk yang penuh arti.

 

“mwo? Apa kau bilang tadi? Manager pengganti? Saranmu itu masuk akal juga hyuk~a.” menjawab pembicaraan eunhyuk, leeteuk mengambil kesimpulan dari saran itu dan dengan kecepatan sekian detik dia sudah membenarkan duduknya.

 

Leeteuk POV*

 

 

 

Setelah menemani eunhyuk yang terserang insomnia, tak lama akhirnya dia mengantuk juga dan berulang kali menguap. Eunhyuk segera mematikan ipadnya dan meletakkan disembarang tempat. Apa dia tidak memikirkan hal negative yang akan melanda ipadnya? Pikirku dalam hati.

“hyung~a aku tidur duluan.” ucapnya sambil menguap lebar-lebar.

“ne..lebih cepat lebih baik.”  Jawabku sambil melihatnya masuk ke dalam kamar.

 

Sekarang tinggal aku yang masih belum memejamkan mata. Semua sudah tertidur pulas. Aku membaringkan tubuhku di sofa tak jauh dari kyuhyun yangg sedang mendengkur tak karuan. “santai sedikit hyung, masih ada namdongsaengmu yang tak terhitung banyaknya, tapi mungkin memang kau lebih membutuhkan manager pengganti selama manager hyung bertugas”. Ucapan eunhyuk itu membuat otakku berputar keras.

 

Sekarang yang aku butuhkan memang penggantinya. Ya! Pengganti manager hyung sementara. Itu yang aku butuhkan. Bayangan beberapa orang terdekat yang aku kenal serasa mengelilingiku. Mungkin diantara mereka ada yang bisa membantu mengurusi semuanya yang bersangkutan dengan hal pribadiku. Dengan tenang aku mulai memilih salah satu dari sekian banyak yang akan kujadikan managerku. Sesaat aku teringat kalau tadi sore aku bertemu dengan hyerin.

 

Hyerin? Mengapa tidak dia saja yang akan kujadikan managerku? AH! Mana mungkin dia mau, lagi pula dia orang yang baru saja aku kenal. Aku dan dia pun belum bisa mengenal satu sama lain, beda halnya aku dengan manager hyung. Tapi jika tidak dicoba, sama saja aku membuang kesempatan yang jelas kini sudah tersedia.

 

Aku melihat jam yang menunjukkan jam 2 pagi.

Mata dan otakku ini membantah untuk begadang lebih lama lagi. Tapi sebelum tidur, aku mengecek ponselku yang sudah dipenuhi dengan banyaknya pesan singkat dari kyo yeon. Apa dia sudah gila? Memberi sms sebanyak itu. Malas membuka pesan. Alih-alih aku membuka pengaturan pesan dan menghapus otomatis semua pesan-pesan yang masuk itu. Sukses men-deletenya. Aku mengambil langkah menuju kamar. Aku sudah melihat kangin dengan bantal kesayangannya itu dengan mulut menganga yang membuatku terkikik kecil melihat membernya tidur dengan tingkah yang jelas sudah sangat familiar baginya.

 

***

 

Aku mendenger suara berisik yang sudah memenuhi seisi dorm. Jelas aku tahu itu suara mereka. Dengan malas aku bangkit dari tempat tidur dan melangkah bermalas-malasan menuju suara berisik itu berada. Sudah ada beberapa yang bangun namun beberapa diantaranya ada yang sudah segar bugar karna habis mandi. aku duduk diantara kyuhyun dan yesung yang sedang menonton tv. Sedikit menggoyangkan bokongku ke kanan dan ke kiri agar bisa membuka lahan duduk untukku sendiri.

 

“yaa! Hyung~ah kau ini kurang kerjaan. Seperti tidak ada tempat lain saja.” kyuhyun mengomel sedikit dan ditambah tatapan yesung yang mendelik ke arahku seakan mau menerkamku, membuat ku terkekeh geli.

 

“mianhae. Aku masih belum sadar penuh.” Kataku sambil mengucek mata.

“kauu hyung… selalu… saja bertingkah seperti anak dibawah umur, ingat hyung umurmu sudah berkepala tiga.” Heechul menyadarkanku yang masih mengantuk.

“ne?” tanyaku dengan menunjukkan ekspresi tersenyum nan centil dihadapan mereka.

“jangan memasang tampang seperti itu hyung, atau aku akan menciummu sekarang juga.” Kangin menatapku penuh arti.

“baiklah, aku butuh itu sekarang.” Aku sudah memanyunkan bibirku setengah senti dari asalnya dan dalam hitungan beberapa detik sudah dilempari beberapa bantal dari mereka.

 

“cukup..cukup..cukup..aku menyerah.” Aku meninggalkan ruang tengah dorm dan menuju dapur untuk mencari hal yang akan dapat mengisi perutku. Belum lama kemudian eunhyuk ku lihat keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya sambil mengacak-acak rambut yang basah.

 

“annyeong hyung, kau sudah bangun ternyata. Oh ya bagaimana saranku yang semalam? Apa kau sudah memikirkannya baik-baik?”

“annyeong. Aku sudah memikirkannya dan sepertinya aku sudah menemukan orang yang tepat untuk kujadikan manager, tapi aku belum yakin dengan keputusanku dan belum tentu dia mau menerimanya dengan senang hati.”

“hey hyung sejak kapan kau merubah pola pikirmu seperti itu? Kau yang kukenal selalu percaya diri, mengapa berpikiran negative sebelum mencoba. Apa yang membuatmu tidak begitu yakin hyung?” kata-katanya seakan merasuki jutaan sel otakku yang berbelit tak karuan. Namun disisi lain aku menyetujuinya diam-diam. Dan kenapa aku tidak yakin seperti ini? Apa maksud dari kekeliruanku? Aku pun mendesah pelan. Tidak tahu apa jawaban dari pertanyaan itu.

 

“entahlah hyuk~ah aku sendiri tidak tahu.” Jawabku sambil bersender di kulkas seakan ingin mendapat aliran butir-butir es dari dalamnya yang akan mendinginkan pikiran ini. Eunhyuk meninggalkanku dengan raut wajah empati kepadaku. Aku tidak memandangnya berjalan meninggalkanku. Aku menutup wajahku dengan kedua tangan dinginku. Yaa! Benar.  Tangan dinginku. Aku memang sudah menempel ke kulkas sejak beberapa detik yang lalu

 

Aku mengambil langkah ke kamar dan mengurungkan niatku untuk tidak jadi sarapan. Sudah tidak ada niat makan sejak tadi.

 

 

Park Hye Rin POV*

 

 

Dengan semangat aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Kalau ada yang bertanya mengapa aku sebahagia ini hanya ada satu alasan. Yoon Doojoon. Laki-laki yang aku cintai. dia membangunkanku saat aku sedang tidur dengan cara menelponku. Di weekend seperti ini dia mengajakku jalan-jalan. Dengan senang hati, ah, tidak, justru dari lubuk hatiku yang paling dalam ini sangat senang sekali. Jarang-jarang dia punya waktu untukku. Dia kan selalu sibuk dengan jadwalnya yang padat itu.

 

Setelah mengeringkan diri dengan handuk, aku mulai berkaca dan seperti biasa senyum khas yang terpampang dihadapanku itu memang sangat manis. Aku terkekeh dengan keyakinan diriku itu. Aku mulai dengan kebiasaanku sehari-hari. Mulai dari mengoleskan krim muka hingga lotion ke tubuhku. Setelahnya tidak ada lagi yang aku alasi, termasuk bedak. Aku tidak suka memakai bedak. Kadang aku risih dengan benda itu yang akan membuat wajahku seperti badut. Aku sendiripun bingung dengan artis-artis jaman sekarang, memakai make up sangat berlebihan. Aku hanya suka dengan wanita yang ber-make-up natural seperti nuna Gina. Dengan wajahnya yang sangat imut seperti Barbie sudah membuatnya terlihat cantik tanpa menggunakan bedak atau make up semacamnya.

 

 

Tanpa disadari aku sudah memegang ipodku dan memutar playlist berjudul Top Girl yang dibawakan oleh nuna Gina. Memang pantas di waktu se-riang ini aku memutarkan lagunya. Sambil memilih baju aku menggerakkan badanku sedikit akibat lagu itu. Aku mengeluarkan sepotong kaus berwarna soft pink, rok menggelembung dengan stocking senada kaus, dan hoodie kemeja bertopi. Pasanga pakaian yang tidak masuk akal mungkin. Tapi aku hanya tidak suka berpakaian yang complicated. Ini sudah cukup akan membuatku risih nantinya.

 

Eomma mengetuk pintu “hyerin~a, doojoon sudah datang. Dia ada diruang tamu sekarang. Kamu jangan lama-lama ya.”

“ne eomma sebentar lagi.” Jawabku buru-buru.

Aku segera mengambil tas, lalu memasukkan barang-barang yang sering aku bawa jika bepergian. Ipod dan instax yang tidak akan lupa aku bawa.

 

“annyeong joonie. Mian sudah membuatmu lama menunggu.” Aku melihatnya sedang memutar-mutar ponsel ditangannya.

“annyeong, gwaenchana. Lagipula aku menunggu didalam bukan diluar. Kau sudah siap?”

“aku sudah siap, kajja.” Aku berpamitan dengan eomma, disusul doojoon yang meminta izin kepada eomma.

“kalian jangan lama-lama ya. Doojoon kau jaga putri kesayanganku baik-baik. Jangan sampai kejadian kecelakaan itu menimpa putriku lagi.” Eomma menitipkan aku pada doojoon.

“eomma jangan berlebihan seperti itu. Aku pasti akan baik-baik bersamanya. lagipula kita tidak jauh-jauh kan joon~ah?” tanyaku pada doojoon yang sudah dijawab dengan sebuah anggukkan.

“kalau begitu kita pergi ajuma.” Doojoon mengakhiri dan lebih dulu melangkah keluar.

 

“joon~ah kita mau kemana?” aku bertanya dengannya yang sudah siap memulai perjalanan dibelakang kemudi mobil.

“kita ke café biasa kau minum saja, lalu kita ke lotte world.” Dua tempat yang mungkin akan menyenangkan bagiku.

“ne. baiklah.” Akupun menyetujuinya dan dengan sedikit senyuman.

 

 

 

***

 

Suasana café pagi ini sangat ramai dengan pengunjung. Aku dan doojoon mengambil posisi ditempat aku biasa bersama chinguku, tepatnya dipojokan. Dan untungnya belum ada yang menempatinya. Pelayan sudah menghampiri kami dengan buku menu.

 

“kau mau pesan apa?” sambil bertanya kepadaku dia melihat-lihat seisi buku menu yang ada ditangannya.

“yujacha. Aku pesan teh yujacha.” Tanpa melihat buku menu aku sudah dapat memesan.

“ne. dua yujacha.” Pesan doojoon yang diangguki oleh pelayan.

 

“hyerin~a, aku punya tawaran untukmu.”

“tawaran? Tawaran apa?” dengan penasaran aku menunggu jawabannya.

“kau tahu gina kan? Dia membutuhkan satu back dancer lagi untuk konsernya nanti.” Aku terkejut dengan apa yang diucapkannya. Apa katanya? Nuna gina? Apa aku sedang bermimpi?

“lalu?” aku masih bertanya seolah tidak mengerti apa tujuannya.

“sampai saat ini dia masih belum menemukannya, maka dari itu aku mengajakmu pergi dan menawarimu menjadi back dancer gina. Apa kau mau?” tunggu. Aku tidak terlalu hebat dalam menari. Bagaimana bisa aku menjadi back dancernya.

 

“kau tahu joon~ah. Aku tidak sehebat dancer lainnya. Kemampuanku menari masih dibawah rata-rata.” Aku menekuri tawaran itu dan memikirkan baik-baik.

“tentu aku tahu kemampuanmu sejak dulu, tapi aku tahu kau punya bakat dalam menari, dan setidaknya kau punya basic dalam hal dance. Tenang saja, konser itu masih lama dan kau masih bisa memikirkannya nanti.” Dia meyakinkan aku dengan penuh perhatian dan tentu dia tahu kemampuanku itu. sedikit senyum tipisnya menenangkanku.

“ne.” ucapku mengkhawatirkan.

 

Tentu saja aku punya ambisi dalam melakukan dance. Apalagi jika bisa bertemu dengan nuna gina. Dan apakah aku juga bisa bertemu dengan member 4minute? Mereka semua memang pantas menjadi sang idolaku. Kemampuan dance mereka memang diatas rata-rata. Lalu beast juga mempunyai karakter dance yang sangat energik yang membuatku semakin terkagum-kagum dengan doojoon.

 

Setelah beberapa saat pelayan datang dengan membawa dua cangkir minuman yang telah kami pesan.

Doojoon langsung menyeruput tehnya dengan sangat hati-hati. Aku menerawangnya dengan mata terfokus pada dirinya. Wajah itu. wajah khas yang menunjukkan garis kharisma seorang leader. Aku mengambil instax dari dalam tasku dan dalam beberapa detik sudah mengeluarkan selembar photo doojoon yang sedang berhati-hati meminum teh. Aku terkekeh.

“yaaa kau! Kurang kerjaan ya? Mengambil photoku diam-diam.” Ucapnya dengan wajah memelas. “berikan padaku.”

 

“kyaaa! Tidak bisa. Ini milikku kau tidak boleh melihatnya.” Aku memasukkan selembar photo itu ke dalam tas agar tidak diambilnya.

“kau ini ternyata kelewat iseng ya.” Kata doojoon sambil mengacak-acak rambutku.

“jangan sentuh rambutku. Sudah susah-susah aku menatanya hari ini.” Memanyunkan sedikit bibirku dan sedikit menghindarkan kepalaku agar tidak terkena serangan lagi darinya.

 

Setelah menyelesaikan obrolan di café. Tak lama kamipun menuju tempat tujuan kedua yaitu lotte world. Semuanya berjalan lancar sesuai rencananya dan menjadi kesenangan juga bagiku berada disisinya seharian penuh.

 

 

 

Leeteuk POV*

 

 

Makan siang kali ini rasanya ada yang ganjel dengan pikiran seperti  ini. Aku menyeruakkan sedikit kimchi dengan tidak ada niat sedikit pun. Rasanya anta. Enaknya tidak terasa sama sekali di lidahku. Aku melihat arlojiku yang sudah menunjukkan pukul 2 p.m KTS. Sejauh ini belum ada schedule padat yang harus aku kerjakan. Justru ada misi yang harus aku selesaikan untuk mengurus schedule ku nanti. Sejauh ini aku sudah mengikat kuat-kuat tekadku untuk menawari pekerjaan ini kepada hyerin. Segera aku mengambil ponsel dan menghubungi doojoon, tentunya untuk dapat mengetahui nomor ponsel hyerin.

 

“yeoboseyo.” Ucap dari seberang.

“ne, doojoon~a apa aku boleh minta nomor hyerin padamu? Kau dekat dengannya bukan?” ucapku penuh hati-hati.

“ne memang benar, sekarang dia sedang bersamaku. Apa kau mau meminta darinya langsung?” tawarnya seakan-akan membuatku terhimpit.

“tidak. nanti saja aku hubungi dia langsung, jadi tolong kirimkan nomornya yaa.” Pintaku buru-buru.

“ne, baiklah.”

“gomawo, titip salamku untuknya. Annyeong.” Ucapku mengakhiri.

 

Lalu aku segera menghabiskan makanan yang sedari tadi ada dihadapanku yang perlahan-lahan tidak ada sisa. Sedikit demi sedikit rasa makanan itu mulai terasa setelah aku menghubungi doojoon untuk meminta nomor hyerin yang tentu bisa dihubungi. Kalau-kalau saja disaat seperti ini dia mengerjaiku dengan member nomor palsu atau nomor yang salah akan ku hukum dia habis-habisan.

 

DRRRRTTTTTT~

Ponselku bergetar dan disusul nada dering tanda pesan masuk. Aku segera membuka pesan itu. datangnya dari doojoon dan di dalam pesan itu sudah tertera nomor hyerin. Tidak lama aku mengutak-atik untuk menyimpan nomor itu dengan memberi nama beauty yeoja. Contact name yang cocok untuk seorang yeoja seperti dia.

 

Setelah selesai, aku segera melangkahkan kaki ke kamar. Hari ini memang tidak ada kesibukan lainnya kecuali bermalas-malasan di dorm bersama member yang tidak ada schedule. Sudah ada beberapa orang di dalam kamar, diantaranya kyuhyun, eunhyuk, kangin, heechu.  beberapa ada yang diruang tengah yang asik menonton, dan sisanya mengurusi urusan masing-masing diluar dorm.

 

aku meningkatkan tekadku untuk menemui hyerin. Tapi sebelumnya aku harus memberitahunya. Dengan niat aku mengambil ponselku lalu aku menghubunginya. Baru beberapa kali nada sambung berbunyi, sudah dijawab seseorang.

“yeoboseyo”. Terdengar suara hyerin dengan suara kebisingan.

“annyeong. Aku leeteuk.” Jawabku.

“ne. ada apa?”

“ada yang ingin aku bicarakan padamu. Bisakah kita bertemu di tempat terakhir kita ketemu sore itu?” ucapku langsung tutup point.

“ne, baiklah. Jam 7 malam di café itu, bagaimana?” tawarnya dengan sedikit ragu.

“ne. kalau begitu aku tunggu jam 7 malam. Annyeong.” Ucapku mengakhiri.

“annyeong.”

 

 

 

***

 

 

Aku sudah melihat hyerin di pintu masuk. Dia menuju di tempat aku duduk. Terlihat wajahnya sangat ceria. Mungkin karena dia telah menghabiskan waktunya bersama doojoon. Saat ini bukan itu yang aku pikirkan. Yang aku pikirkan Cuma bagaimana nantinya jika dia menolak untuk menjadi managerku. Aku tidak terlalu berharap dia mau menerima tawaranku, tapi aku juga tidak akan terlalu kecewa jika dia menolak tawaranku. Just simple.

 

“apa kau sudah lama menunggu?” hyerin bertanya sambil menduduki kursi yang ada dihadapanku.

“ne. gwaenchana.” Jawabku singkat.

“mianhae leeteuk~ah. Tadi terkena macet sedikit saat melewati gedung KBS. Lalu apa yang ingin kau bicarakan kepadaku?” dia sudah mulai penasaran dengan apa yang ingin aku sampaikan. Sudah ada pelayan membawa 2 gelas cangkir dan dengan jenis yang sama, yang telah aku pesan beberapa menit sebelum kedatangannya.

 

Aku mengambil nafas dalam-dalam dan memulainya sedikit demi sedikit.

“lusa managerku akan berangkat keluar negeri karna ada tugas yang harus diselesaikannya. Dia akan berada disana dalam tiga sampai lima bulan mendatang. Aku mendapat saran dari salah satu memberku. Dia mengatakan aku harus mencari pengganti sementara managerku. Aku sedikit tertarik dengan apa yang dikatakannya itu. Lalu aku berpikir memang seharusnya. Dan topik masalahnya, kau yang ingin kujadikan managerku untuk sementara. Apa kau mau menjadi managerku?” ucapku terang-terangan dan sudah membuatnya terkejut.

Sementara aku membiarkannya berpikir lebih dulu, sambil aku menyeruput minuman hangatku. Aku melihatnya seperti orang linglung, lalu ia mulai angkat bicara lagi.

“mian, apa kau yakin orang yang akan menjadi managermu adalah aku? Aku bukan orang yang berpengalaman dalam hal mengurus ini itu, apalagi kau adalah seorang idola masa kini. Aku yakin aku pasti akan kewalahan. dan mian sekali lagi, kenapa aku yang mau kau jadikan managermu?” pertanyaan yang tidak aku harapkan keluar begitu saja dari ucapannya. Tentu pantas untuk dipertanyakan memang.

 

“mwo?? a..a..aku pikir kau orang yang tepat, karna kalau orang lain selain kau, mungkin aku akan susah menemukannya. Hanya itu saja. Lalu bagaimana? Apa kau mau?” kata-kata itu untung saja keluar diluar dugaanku dengan tepat. Mungkin.

“aku butuh waktu untuk memikirkannya. Tidak lama. Ya kalau aku sudah menemukan jawabannya, aku akan segera menghubungimu.”

“ne..tidak masalah. Tapi sekali lagi, saat ini aku memang benar-benar membutuhkan manager untuk mengatur urusanku. Jadi kalau kau tidak tertarik, mungkin aku harus bersusah payah lagi untuk mencari.” Aku mengedikkan bahu dan menunjukkan senyum dibalik kekalahan, tapi semuanya belum bisa dianggap kekalahan.

“ne..aku mengerti..” ucapannya memprihatinkan.

 

Semua berjalan dengan lancar. Tanpa cacat sedikitpun aku telah menyampaikannya dengan baik walaupun aku gugup sedikit. Ya karna dia orang yang baru ku kenal tapi sudah tidak asing lagi bagiku.

Cukup memuaskan, akupun sedikit lega dengan suasana di dalam café.

 

 

To Be Continue.

 

Annyeong. Ini lanjutannya mungkin kurang bermakna, tapi tetep have fun ya? Kekekek

Yang mau lanjutannya, please comment dan kasih saran supaya authornya lebih semangat lagi buat ngelanjutinnya. Kamsahamnida. ^^

2 responses to “Sometimes the love it doesn’t move only in one place ( Part 2 )

  1. ditunggu lanjutannya jadi penasaran gimana kelanjutannya mian klu di sebelumnya g koment cz udah banyak yang koment, takut koment aq g kebaca,,,,,,

    ditunggu kelanjutan ceritanya ea,,, bener² bagus kok ffnya jalan ceritanya gampang dimengerti,, gumawo N mian,,,,

Tinggalkan komentar