I Want To Be Yours (Part 9)

I Want To Be Yours (Part 2)
I Want To Be Yours (Part 3)
I Want To Be Yours (Part 4)
I Want To Be Yours (Part 5)
I Want To Be Yours (Part 6)
I Want To Be Yours (Part 7)
I Want To Be Yours (Part 8)

Tae Kyung hanya bisa terperangah melihat yeoja itu begitu agresifnya mendekati Karam. Saat yeoja itu tengah menciumi Karam, Tae Kyung pun hilang kesabaran dan langsung pergi meninggalkannya. Sementara itu Karam terus mencoba melepaskan diri dari pelukan yeoja genit itu.

“ Lepaskan aku! “ ia meronta sehingga membuat yeoja itu terhempas ke tanah. “ Apa yang kau lakukan Sunny~ah?! “ bentak Karam keras.

“ Kau kenapa oppa? Bukan kah kita dulu biasa melakukan hal itu dimuka umum? “ tanya Sunny bingung.

“ Kau sudah gila yah? Hubungan kita sudah berakhir semenjak kau memutuskan untuk pergi meninggalkan ku setahun lalu! Sekarang lihat akibatnya? Apa yang harus ku katakan pada yeojachingu ku! “ sahut Karam hilang kendali. Sunny pun terlihat tidak terima dengan ucapan Karam

“ Yeojachingu? Jadi… yeoja tadi adalah yeojachingu mu?! Lalu aku apa oppa?! “ bantah Sunny tidak terima. Sunny pun menghambur kepelukan Karam dan mendekap namja itu erat. “ Selama aku disana yang aku pikirkan hanya kau oppa… kenapa kau tega sekali mengganti posisi ku dengan orang lain… “ sahut Sunny pelan. Karam lagi-lagi melepaskan pelukan itu.

“ Kurasa kau mengenalku… kau tahu siapa aku! Aku tidak pernah menganggap serius hubungan kita dulu… “ ucap Karam kesal.

“ Tapi aku menganggapnya serius oppa… “

Karam mendekatkan dirinya ke yeoja itu. Membelai lembut wajah hingga ke pundaknya. “ Sunny~ah… aku mengenalmu… kau juga sama seperti ku… kau kira aku tidak tahu bahwa dulu kau menjalin hubungan dengan Mika (disini Mika Cuma sebagai tokoh yang numpang lewat aja… hehehe… mian) dibelakangku… tidak hanya itu, kau juga berusaha menggoda dongsaeng ku kan?, sama seperti mu… kau tidak berarti untuk ku Sunny~ah… “

Sunny terlihat kaget dengan pernyataan Karam. Sedangkan Karam langsung pergi meninggalkan Sunny dan berusaha mengejar Tae Kyung. Dicarinya yeojachingunya itu hampir diseluruh sudut kampus. Akhirnya, ia menemukannya tepat dikoridor laboraturium yang jarang dileawti mahasiswa-mahasiswi kampus mereka.

“ Mianhae Tae Kyung~ah… “ sahut Karam lirih. Dihampirinya Tae Kyung yang terduduk lesu dilantai. “ Mianhae Tae Kyung~ah… jangan menangis lagi… “

“ Kau memang tidak pernah berubah Karam!… aku saja yang terlalu bodoh mempercayai bahwa kau benar-benar tulus mencintai ku! “ teriak Tae Kyung disela-sela isak tangisnya. Karam berusaha memeluk Tae Kyung, tetapi… dengan sigap Tae Kyung menolak tubuhnya.

“ Kau harus mendengarkan aku Tae Kyung~ah… tenangkan diri mu… “

“ Mendengarkan apa?! Semua sudah jelas kan?! Kau menjalin hubungan dengan yeoja lain dibelakang ku… apa yang harus kudengarkan lagi? Kisah cinta kalian selama ini… atau… hangatnya ciuman kalian tadi? Apa yang harus aku dengarkan? “ Tae Kyung bangkit dari duduknya dan segera berlalu menjauhi Karam.

Secepat kilat Karam menarik tubuh Tae Kyung jatuh kedalam pelukannya. Tae Kyung berusaha melepaskan dirinya tapi Karam semakin mendekapnya erat. “ Dia bukan siapa-siapa untuk ku Tae Kyung~ah… sungguh dia bukan siapa-siapa… kau tahu hati ku cuma untuk mu… kau harus percaya pada ku… “ bisik Karam pelan.

“ Siapa dia Karam~ah? Siapa? Kenapa dia datang dan melakukan itu dihadapan ku? “ tanya Tae Kyung lirih.

Karam mengecup kening Tae Kyung dan berusaha menenangkannya. Perlahan tangis Tae Kyung mereda. Dibawanya tubuh Tae Kyung duduk dilantai dan mulai menjelaskan semuanya.

“ Dia mantan pacar ku… Sunny… apa kau ingat kejadian setahun lalu saat kau melihat seorang yeoja yang dengan agresifnya mendekatiku? “ tanya Karam pada Tae Kyung yang masih mengusap air matanya. Tae Kyung berusaha mengingat-ingat hal yang ditanyakan Karam.

“ Apa saat itu kau melihat ku? “ tanya Tae Kyung tidak percaya. (baca part I ya readers kalau mau tahu apa yang dimaksud Karam)

“ Ne… aku melihat mu, cuma karena aku tidak mengenalmu, aku hanya diam… yeoja yang kau lihat itu adalah Sunny… saat itu, aku dan dia tengah berpacaran… tapi, beberapa hari setelah itu, dia pergi ke inggris, tidak memberi ku kabar apa pun tentang kepergiannya itu… tapi, aku tidak pernah mencintainya dan dia pun juga begitu… “ jelas Karam lagi. Tae Kyung menatap Karam tajam berusaha mencari kejujuran disana.

“ Aku tidak akan memaafkan mu jika ternyata yang kau ucapkan itu adalah kebohongan Karam~ah… “ Tae Kyung bangkit dan berlalu meninggalkan Karam.

“ Hahaha… masalah apa lagi ini? Apa sesulit itu untuk ku agar bisa bersamanya? “ gumam Karam pada dirinya sendiri. Dilihatnya Tae Kyung yang berjalan semakin menjauh darinya.

***

Hubungan Karam dan Tae Kyung semakin berwarna akan kehadiran Sunny yang tidak pernah berhenti untuk mendekati Karam. Meski berusaha untuk bersabar, Tae Kyung tidak bisa memungkiri kalau dirinya benar-benar cemburu saat Sunny tengah mendekati namjachingunya itu. Meskipun ia tahu, bahwa Karam tidak pernah menanggapinya. Apalagi, kini ia dan Karam semakin sulit untuk bertemu.

Tae Kyung berjalan lesu menuju halte bus tempat dimana ia biasa menunggu bus-nya. Pikirannya benar-benar tidak tenang. Perasaan marah, rindu, sedih bercampur menjadi satu dibenaknya. Saat matanya tengah menatap kosong kearah jalan raya yang dilalui banyak kendaraan, tiba-tiba seseorang yang mengendari motor sport berhenti tepat dihadapannya.

“ Tae Kyung~ah… “ panggil namja itu pelan. Ia pun membuka helm-nya. Membuat Tae Kyung mengetahui wajah orang tersebut.

“ Hyunmin~ah… sudah lama sekali tidak bertemu… “ sapanya hangat berusaha menutupi kesedihannya. Hyunmin yang melihat keanehan di diri Tae Kyung pun langsung menyuruhnya naik keatas sepeda motornya. Perlahan Tae Kyung pun menuruti perkataan dongsaeng namjachingunya ini.

***

“ Tae Kyung~ah… wae? “ tanya Hyunmin membuka pembicaraan. Diberikannya segelas coklat hangat pada Tae Kyung yang terlihat lesu sambil melihat beberapa buku dirak bukunya.

“ Anniyeo… “ jawab Tae Kyung singkat. Diambilnya secangkir coklat tadi dan melihat keluar melalui jendela kaca ruang baca tersebut.

“ Aku teman mu… dan aku tidak babo! Aku bisa melihat bahwa dirimu sedang ada masalah! “ tebak Hyunmin lagi. Tae Kyung pun hanya bisa membalasnya dengan sebuah senyuman simpul.

“ Hyunmin~ah… apa… apa aku memang tidak pantas menjalin hubungan dengan hyung mu? “ tanya Tae Kyung lirih. Hyunmin yang mendengar pertanyaan Tae Kyung langsung mengalihkan pandangannya kearah Tae Kyung.

“ Wae? “ tanya Hyunmin bingung. Tae Kyung pun menghampiri Hyunmin dan menceritakan semuanya kepada Hyunmin. Hyunmin tampak iba mendengar pengakuan Tae Kyung. Ditatapnya wajah ceria itu yang kini menjadi lesu.

“ Gomawo Hyunmin~ah… berkat kau, perasaan ku bisa menjadi lega… aku permisi pulang dulu… “ Tae Kyung pun berpamitan kepada Hyumin. Hyunmin masih menatap kepergian yeoja itu dengan cemas. Tidak berapa lama kemudian pun Karam pulang dengan wajah yang begitu lelah.

“ Kau sudah pulang hyung? “ tanya Hyunmin datar. Karam hanya menajwabnya dengan senyum lemah dan berlalu meninggalkan Hyunmin. “ Hyung, aku ingin berbicara dengan mu… “ panggil Hyunmin lagi. Karam menghampiri Hyunmin dan langsung mengaak-acak rambutnya.

“ Aiisshh… sudah lama kau tidak mengajak ku berbicara semenjak eomma dan appa pergi ke jepang! Hehehe… wae? “ tanya Karam pada Hyunmin. Hyunmin pun menatap Karam enggan.

“ Hyung… apa kau bisa membuat Tae Kyung bahagia? “ tanya Hyunmin tiba-tiba. Karam pun menatap heran kearah Hyunmin.

“ Wae? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu pada ku? “ tanya Karam bingung.

“ Tadi Tae Kyung datang dan menceritakan tentang Sunny nuna… “ sambung Hyunmin pelan. Karam pun semakin dibuat bingung dan kaget dengan pernyataan Hyunmin. “ Dulu, aku pikir perasaan Tae Kyung hanya terbawa suasana! Aku takut ia tidak benar-benar mencintai mu… tapi, sekarang, malah kau yang terlihat seperti mempermainkannya! “ jelas Hyunmin lagi.

“ Apa maksud mu Park Hyunmin? “ tanya Karam semakin bingung.

“ Hyung… apa kau tahu bahwa dia sudah lelah menangis dibelakang mu?  Apa kau tahu kalau sebenarnya dia tertekan walaupun dia berusaha untuk bersabar demi hubungan kalian? Dia itu yeojachingu mu hyung! Kau tidak bisa menyuruhnya bersabar terus menerus! Dia juga merasa tertekan melihat mu dan Sunny nuna… apa kau menyadari itu Hyung? “

Karam tertegun mendengar pengakuan Hyunmin. Benarkan Tae Kyung masih menangis? Benarkah senyum yang selama ini ia berikan kepada Karam itu palsu?. Leher Karam terasa tercekat. Ia tidak bisa membalas perkataan Hyunmin.

“ Apa kau masih merasa pantas untuk melindunginya hyung? “ Hyunmin kembali terdiam. Ditatpnya Karam yang masih tidak bergeming.

“ Lalu apa peduli mu? “ tanya Karam pada akhirnya.

“ Aku mencintai Tae Kyung hyung… aku benar-benar mencintainya… jika kau merasa lebih nyaman berpacaran dengan Sunny nuna… relakan Tae Kyung untuk ku hyung… aku pasti akan menjaganya… dulu, aku sudah memberi mu kesempatan, tapi… jika kau memang tidak bisa menjaganya… aku ingin mengambil kesempatan ku… “

Karam kaget mendengar pengakuan Hyunmin. Bagaiman ia bisa tidak menyadari tentang perasaan dongsaengnya itu. Karam pun masih diam. Ia pun berlalu meninggalkan Hyunmin dan masuk ke kamarnya.

“ Mianhae Hyunmin~ah… mianhae Tae Kyung~ah… “ gumamnya penuh penyesalan. Diambilnya handphonenya dan langsung menghubungi Tae Kyung.

“ Jagiya… apa kau bisa menyempatkan waktu mu untuk jalan bersama ku malam ini? “ tanya Karam pada Tae Kyung. Setelah mendapat persetujuan, Karam pun langsung mematikan panggilan tersebut dan segera bersiap menemui Tae Kyung.

“ Mianhae Tae Kyung~ah… hyunmin memang lebih pantas dengan mu… aku… aku… aku akan mengakhiri ini semua ini “

***

“ Jagiya… naik lah… “ perintah Karam pada Tae Kyung yang telah menunggunya di halaman rumahnya. Tae Kyung pun menuruti perkataan Karam dengan perasaan yang begitu senang.

“ Kita mau kemana Karam~ah? “ tanya Tae Kyung membuka pembicaraan saat diperjalanan.

“ Kita akan kesebuah tempat… “ jawab Karam singkat. Tae Kyung pun hanya mengangguk dan mengikuti kemana Karam membawanya.

Tidak berapa lama, mereka tiba kesebuah bar exclusive. Tae Kyung yang merasa heran kenapa Karam membawanya kesini hanya bisa menyimpan beribu pertanyaanya.

“ Ayo masuk… “ ajak Karam sambil menarik tangan Tae Kyung paksa. Begitu mereka masuk. Terciumlah aroma minuman keras yang sangat menyengat. Beberapa yeoja dengan gampangnya memamerkan lekuk tubuh mereka. Tak jarang beberapa pria hidung belang pun menggoda yeoja-yeoja sexy itu.

“ Karam~ah… kenapa kau mengajak ku kesini? “ tanya Tae Kyung sedikit bingung bercampur dengan emosi. Karam hanya diam lalu mengajak Tae Kyung ke sekelompok orang yang duduk disudut ruangan bar tersebut.

“ Hey Karam~ah… sudah lama kita tidak bertemu… “ sahut seorang namja yang duduk diantara beberapa yeoja yang melayaninya.

“ Ne… aku ingin memperkenalkan kalian dengan yeojachingu ku… jagiya… ini teman-teman ku… dan… ini Tae Kyung yeojachingu ku… “ Karam memperkenalkan Tae Kyung kepada teman-temannya. Tae Kyung pun hanya bisa tersenyum tipis menanggapi mata-mata mesum yang melihat kearahnya.

Tidak berapa lama Sunny pun datang. Dengan leluasa ia mendekati Karam. Dan… Karam tidak melakukan apa-apa. Ia malah membalas Sunny mesra saat yeoja itu melumat bibirnya. Tae Kyung hanya bisa menahan tangisnya.

“ Tunggu lah disini… aku akan turun… kau mau ikut? “ tanya Karam pada Tae Kyung. Tae Kyung pun langsung menolaknya.

“ Ada apa ini? Kenapa dia menjadi seperti ini… “ batin Tae Kyung sedih. Dilihatnya Karam dari kejauhan. Kini, ia tampak seperti Karam yang dulu ia benci. Begitu meremehkan banyak yeoja dan tanpa rasa malu membalas keagresifan mereka.

Setelah beberapa lama, Karam kembali dengan keadaan setengah mabuk. Sementara Sunny masih terus mendekatinya.

“ Kenapa kau terlihat heran? “ tanya seorang namja pada Tae Kyung yang hanya duduk diam menatapi Karam. “ Kau tidak benar-benar pacar Karam kan? Dia itu tidak pernah serius jika berhubungan dengan seorang yeoja… lebih baik… kau bersama ku… “ tangan namja itu menjalar menyentuh paha Tae Kyung yang dibalut jeans panjang.

Tae Kyung pun buru-buru menepis tangan itu dan menampar wajah namja tadi. “ Berani sekali kau melakukan itu pada ku! aku bukan seperti mereka yang bisa kau beli dengan uang! “ bentak Tae Kyung keras. Karam hanya bisa menatapnya datar. Pandangan Tae Kyung pun beralih kearah Karam yang tidak melakukan apa pun. Dengan kesal ia pun pergi meninggalkan orang-orang tidak berguna itu.

Tanpa ia sadari, air mata sudah membasahi pipinya.

“ Kenapa kau berubah Karam~ah… kau kenapa? “ tanyanya sambil terus melewati beberapa orang yang tengah menikmati minumannya. Tiba-tiba sebuah cengkraman memberhentikan langkahnya.

“ Tae Kyung~ah… “ panggil suara tersebut.

“ Aku ingin pulang… aku tidak suka disini… bagaimana bisa kau membiarkan teman-teman brengsek mu itu melecehkan aku! “ teriak Tae yung disela isak tangisnya.

“ Tae Kyung~ah… begini lah aku sebenarnya… aku mencintai dunia ini… yeoja-yeoja sexy dan cantik… minuman keras… dentuman musik disco… disini lah tempat ku… ternyata aku memang tidak mencintai mu… kau sama seperti Sunny dan yang lainnya, hanya pengganti dia yang telah pergi meninggalkan ku… mari… mari kita akhiri hubungan ini… “

Tae Kyung masih menatap Karam tidak percaya. Dilepaskannya cengkraman tangan Karam dan terus pergi menjauh darinya.

“ Kenapa?! Kenapa kau Karam~ah… apa memang dari awal aku yang bodoh telah mempercayai mu? Kenapa? “ Tae Kyung terus menangis sambil menyusuri jalanan yang telah ditutupi salju. Hatinya begitu hancur mendapati kenyataan pahit yang ia terima.

Sementara Karam hanya bisa terduduk lemas begitu menyadari ia telah menyakiti perasaan yeoja yang ia cinta itu. “ Aku tidak pantas untuk mu Tae Kyung~ah… mianhae, jeongmal mianhae… “ tanpa ia sadari air mata juga membasahi pelupuk matanya. Kini, ia hanya bisa menyesali semuanya.

***

Semenjak itu, Karam dan Tae Kyung benar-benar berpisah. Tae Kyung berusaha menjalani hari-harinya seperti biasa dan terus berperang dengan perasaanya jika melihat Karam, namja yang masih ia cintai kembali seperti dulu. Karam yang begitu MUDAH MEMPERMAINKAN SETIAP YEOJA!

“ Oppa… benarkah kau sudah putus dengan Han Tae Kyung? “ tanya seorang yeoja pada Karam saat di kantin. Tae Kyung yang juga berada dikantin yang sama tidak sengaja mendengar pertanyaan tersebut.

“ Ah ne… aku meang sudah putus dengannya… kasihan sekali yah… “ jawab Karam enteng sambil tersenyum kearah yeoja itu. Hati Tae Kyung semakin hancur ketika melihat tidak ada gurat kesedihan diwajah Karam.

“ Ah… anniyeo oppa… dengar-dengar kau pacaran lagi dengan Sunny nuna yah? Baguslah, kau lebih terlihat cocok dengan nuna daripada dengannya “

Tae Kyung benar-benar tidak bisa menahan air matanya. Sedangkah Seohyun berusaha menenangkannya. Tapi, jika terus berada disana, Tae Kyung tahu bahwa dia tidak akan mampu. Buru-buru ia pergi dari tempat tersebut. Secara tidak sengaja, mata Tae Kyung dan Karam bertemu. Ada rasa yang berbeda saat mereka saling bertatapan. Rasa rindu yang begitu dalam.

Melihat tangis sahabatnya, Seohyun pun langsung menghampiri meja Karam dan yeoja tadi.

“ Heh Karam~ah! Tidak kusangka kau sejahat itu kepada Tae Kyung! Apa salahnya sehingga kau buat dia menjadi seperti itu?! Aku jadi menyesal telah mengidolakan mu! “ gerutu Seohyun keras. Karam hanya bisa diam mendengar perkataan Seohyun.

Sementara itu, Tae Kyung yang masih diluputi kesedihan langsung berjalan keluar dari kampus. Hyunmin yang melihat Tae Kyung tengah menangis langsung menghampiri yeoja itu.

“ Tae Kyung~ah… wae? “ tanya Hyunmin cemas. Tae Kyung tidak bisa menjawab apa pun. Dia langsung menghambur kepelukan Hyunmin dan melepaskan tangisnya di dada bidang Hyunmin. “ Naiklah, kita tenangkan pikiran mu… “

Hyunmin memacu motornya perlahan. Dibelakangnya, tangis Tae Kyung masih belum reda. Mereka berhenti tepat di sebuah taman yang tidak terlalu ramai. Diparkirkannya motornya lalu membawa Tae Kyung duduk dihamparan rumput hijau.

“ Kau kenapa? “ tanya Hyunmin cemas.

“ Aku… aku… aku tidak bisa melihatnya kembali berubah seperti dulu Hyunmin~ah… “ jawab Tae Kyung pelan.

“ Apa ini karena hyung? “ tanya Hyunmin penuh selidik. Tae Kyung hanya mengangguk pelan. Tangisnya benar-benar tidak bisa teredam. Dengan lembut, Hyunmin menarik tubuh Tae Kyung dalam pelukannya.

“ Berhentilah menangis Tae Kyung~ah… “ Hyunmin berusah menenangkan Tae Kyung. “ Beri aku kesempatan untuk membahagiakan mu… beri aku kesempatan untuk menjaga mu… beri aku kesempatan untuk menggantikan hyung dihati mu… Saranghae Tae Kyung~ah… jeongmal Saranghae… “ ucap Hyunmin lirih.

Ditariknya tubuhnya dari pelukan Hyunmin. Ditatapnya Hyunmin dengan gelinangan air mata yang masih mengalir deras. Perlahan diusapnya air matanya lalu tersenyum kearah Hyunmin.

“ Gomawo Hyunmin~ah… gomawo… terima kasih karena kau telah mencintai ku… tapi… kau tahu siapa orang yang kucintai… “

Hyunmin tertegun mendengar perkataan Tae Kyung. Dibelainya lembut pipi Tae Kyung dan menatap tajam matanya. “ Apa tidak ada tempat untuk ku dihati mu? “ tanya Hyunmin lagi.

“ Aku… aku… aku mencintainya Hyunmin~ah… aku benar-benar sangat mencintainya… mianhae… setiap kali aku merasakan orang yang kucintai… hanya wajahnya yang muncul dipikiran ku… semakin aku mencoba melupakannya… semakin ia melekat dihati ku… “ jawab Tae Kyung dengan suara bergetar. Tangisnya pun kembali pecah. Hyunmin kembali menarik Tae Kyung dalam pelukannya. “ Kenapa dia berubah secepat ini Hyunmin~ah? Wae? Rasanya masih terlalu singkat… aku belum pernah menunjukkan rasa sayang ku kepadanya… aku belum pernah memanggilnya dengan panggilan yang ia ingin kan… bahkan… bahkan… bahkan aku belum pernah mengatakan bahwa aku juga mencintainya Hyunmin~ah… aku benar-benar mencintainya “ tangis Tae Kyung semakin pecah. Terdengar sangat menyedihkan ditelinga Hyunmin. Ia hanya bisa menenangkan Tae Kyung yang bergetar hebat dalam pelukannya.

“ Mianhae Tae Kyung~ah… ini semua salah ku… maafkan keegoisan ku ini… “ batin Hyunmin dalam hati. Kini ia hanya bisa menyesali semuanya. Menyesali tindakan bodoh yang ia lakukan sehingga membuat 2 orang yang ia sayangi menderita.

***

Tae Kyung berbaring ditempat tidurnya. Udara semakin dingin. Sudah hampir jam 12 malam, tapi… ia benar-benar tidak bisa menutup matanya. Ntah kenapa, pikirannya hanya tertuju pada Karam. Ada perasaan khawatir yang tiba-tiba saja muncul. Hingga tiba-tiba suara handphonenya menyadarkannya.

“ Yeoboseyeo… Mwo?!… Bagaimana bisa?… Ini sudah hampir… baiklah, aku ikut dengan mu… “ Tae Kyung buru-buru menutup teleponenya dan langsung bergegas mengambil syal dan jaketnya.

Setelah menunggu beberapa lama, Hyunmin pun tiba didepan rumahnya dengan menggunakan mobil sport milik Karam yang biasanya selalu dibawa pemiliknya itu.

“ Bagaimana bisa Hyunmin~ah? “ tanya Tae Kyung cemas.

“ Mianhae Tae Kyung~ah… aku tidak bisa menghentikannya. Sudah sejak sore tadi ia pergi… dan sampai sekarang masih belum kembali… mianhae Tae Kyung~ah… “ ucap Hyunmin menyesal.

Tae Kyung yang benar-benar merasa khawatir terus berpikir kemana Karam akan pergi disaat seperti ini.

“ Dimana kau Karam~ah? “ batin Tae Kyung cemas. “ Tunggu… aku mencintainya, perasaan ku adalah perasaanya… jika aku menjadi dia… aku akan… “

Tae Kyung langsung menyuruh Hyunmin pergi ke kebun binatang, tempat favorite Karam yang hanya diketahui olehnya dan Karam sendiri. Sesampainya disana, pintu gerbang pun sudah tertutup. Hanya ada seorang penjaga yang berjaga disana.

“ Kau yakin dia disini Tae Kyung~ah? “ tanya Hyunmin tidak percaya.

“ Ahjussi… biarkan kami masuk… “ pinta Tae Kyung pada penjaga keamanan itu.

“ Mianhae… tidak bisa… “ tolak penjaga tersebut tegas.

“ Aku mohon buka pintunya! Dia pasti ada didalam! Biarkan aku masuk ahjussi! “ Tae Kyung menjadi hilang kendali. Melihat air mata dipipi Tae Kyung, ragu-ragu penjaga itu pun membuka gerbangnya. Tanpa buang-buang waktu Tae Kyung dan Hyunmin pun masuk.

Dalam kegelapan Tae Kyung terus berjalan menuju tempat istimewa mereka. “ Aku tahu kau disana… tunggu aku… “ batin Tae Kyung terus menerus. Tak berapa lama, mereka pun tiba disebuah tepi bukit dimana seorang namja tengah tertidur dengan wajah pucat disebuah pohon besar di bukit itu.

“ Karam~ah! “ pekik Tae Kyung seketika. Dipeluknya tubuh Karam yang mendingin. Tangan Karam yang dingin mengelus lembut pipi Tae Kyung.

“ Ba… ba… bagaiman kau… kau… kau tau aku disini? “ tanyanya pelan. Tangis Tae Kyung pun pecah melihat keadaan Karam yang begitu menyedihkan. Hyunmin dan penjaga tadi langsung membantu membawa Karam kemobil. Sepanjang perjalanan, Tae Kyung tidak pernah berhenti menggenggam tangan Karam. Perlahan namja itu bangun dan tersenyum lemah kearah Tae Kyung.

“ Kenapa kau babo sekali! Kenapa kau bisa melakukan hal sebabo itu! “ protes Tae Kyung khawatir.

“ Mianhae… mian karena aku telah menyakiti mu… mianhae… mian karena aku telah mencintai mu… dulu, aku memang hanya menganggap mu sebagai penggantinya… tapi kini… aku benar-benar jatuh kepelukan mu Tae Kyung~ah… saranghae… “ bisiknya pelan. Suaranya terdengar begitu lemah. Mendengar pernyataan Karam, Tae Kyung pun langsung mendekapnya erat.

“ Na… na… na… nado saranghae oppa… nado saranghae… “ balas Tae Kyung pelan. Karam hanya bisa tersenyum sementara Hyunmin, menyadari betapa besarnya cinta kedua orang yang disayanginya ini.

~To Be Continue…

Panjang banget yah?

Author bingung nih… udah author panjangin, tapi… takut reader bosan bacanya.

Makanya sebagai reader yang baik…

Jangan lupa ngasih comment yah…

18 responses to “I Want To Be Yours (Part 9)

  1. Huahhh keren banget chingu sdih bgd bcanya aplg di bgian karam.mutusin taekyung..
    ini bneran ff prtma chingu?
    bner” daebak

  2. Author mian oklo aq coment di chapt terakhir ..
    crtax.bguz ..
    tpi aq jd kasihan ma Hyunmin Oppa …
    lnjut Author …
    moga next chapt brkutx lbh pjg dri nie …

Tinggalkan komentar