Because I’m stupid (part 5)

Because I’m stupid (part 5)

“ok cut!!! Bagus jae joong!!”

Jae joong tersenyum mendengar ucapan pak min, sang sutradara. Jae joong bergegas menuju bangku tempat ia biasa istirahat kalau break.

Ia terdiam sebentar. Dilihatnya nara sedang duduk di sebelah bangkunya. Entah mengapa akhir-akhir ini dia merasa males bertemu muka dengan nara. Dengan gontai dilangkahkan juga kakinya menuju bangkunya.

Nara yang menyadari ke datangan jae joong langsung menyambut jae joong dengan senyumnya yang termanis.

“chagiya!! Sudah selesai shootingnya?”

“ne.”ujar jae joong singkat.

Di lihatnya hp nya yang tergeletak di meja. Sedikit bergeser. jae joong terdiam,ia menoleh ke arah nara. Ingin rasanya ia bertanya, tetapi wajah nara yang sedang tersenyum padanya mebuatnya terdiam. Ia kemudian mengambil hpnya dan melihat layar hpnya. Tidak ada sms atau telpon.

Jae joong menghela nafas. Sebenarnya apabila ada sms atau telpon dari hye won, ia bermaksud akan membalasnya. Memang kemarin ia tidak membalas dan mengangkat telpon atau sms dri hye won. Hal itu dikarenakan hatinya merasa kesal dan marah. Ia merasa dibohongi oleh junsu dan hye won. Ia merasa mereka telah menyembunyikan hubungan mereka tanpa memberitahu dirinya.

Dan sebab lain karena sebenarnya ia merasa tak rela hye won bersama pria lain. Ia tidak bisa melihat hye won berduaan bahkan berpacaran dengan pria lain. Hatinya merasa sesak melihat itu. Tapi tentu saja, ia tidak mengakuinya. Pikirannya jauh lebih dipercaya daripada hatinya sendiri. Begitulah jae joong.

Tanpa jae joong tahu nara mengawasi jae joong dari sudut matanya. Ia benar-benar tak ingin jae joong tahu, bahwa ia telah menemui hye won.

***

Hye won masih terduduk di taman, lututnya ditekuk. Tangannya terjuntai kesamping masih menggemgam hpnya lemah. Rasanya sangat berat untuk berdiri. Masih terngiang-ngiang di kepalanya ucapan nara. Begitu pelan tetapi begitu menusuk. Terlalu perih baginya. Selama ini ia tak pernah mengungkapkan perasaannya kepada jae joong karena takut hal ini terjadi. Ia takut jae joong akan menjauh drinya. Dan hal itu sekarang menjadi kenyataan.

kenapa joongie-a ?? kenapa?? apa aku salah jika aku mencintaimu? kenapa aku harus menjauh darimu?? aku tidak pernah meminta lebih!!! aku hanya ingin berada di dekatmu!!! apa permintaan ku berlebihan?’

Dengan gontai hye won berdiri dan bergegas pergi dari taman. Ia terlalu muak dengan segala hal yang berbau jae joong. Ia lelah mempunyai perasaan seperti ini. Tetapi ia tak bisa melakukan apa-apa. Lagi-lagi, hye won hanya bias menghela nafas dan memendam perasaannya.

***

Jae joong termangu di mobil. Para personil dbsk telah selesai shooting. Mereka terbagi menjadi dua kelompok. Jae joong, yunho, dan yoochun di mobil pertama. Sedangkan junsu dan changmin di mobil kedua.

Sebenarnya jae joong seharusnya satu mobil dengan junsu, tetapi karena kejadian junsu-hyewon akhir-akhir ini, ia lebih memilih semobil dengan yunho, begitupun junsu. Junsu sebenarnya malas untuk 1 mobil dengan jae joong, dan ia bersukur karena jae joong memilih pindah mobil dengan alasan ada yang mau dibicarakan dengan yunho.

Jae joong menatap kosong ke arah jendela mobil. Matanya terpaku ketika mobilnya melewati taman yang menjadi tempat pertemuannya dengan hye won. Rasanya ia sangat ingin bertemu hye won. Rasanya rindu sekali.

Ia ingin menghentikan laju mobil hanya untuk sekedar berdiam diri ditaman. Ia dapat merasakan hye won walau hanya sejenak berdiam diri ditaman. Yah, ia sangat merindukan so hye won.

***

Hye won melangkah keluar dari taman dengan menundukkan kepalanya, tidak dilihatnya jalanan didepan, ia hanya menundukkan kepala dan terus berjalan. Kepalanya penuh dengan jae joong. ia tak bisa memikirkan apa-apa lagi. Hanya jae joong , jae joong, dan jae joong. ia masih sangat mencintai jae joong. dan rasanya sangat menyakitkan jika ia harus menjauh dari jae joong.

***

Jae joong masih menatap taman tempat ia dan hye won bertemu. Mobilnya melaju pelan.

***

Disaat bersamaan, hye won melangkah keluar dari taman. Menuju kearah belokan taman. Yang merupakan sisi jalan raya.

***

Jae joong masih terpaku menatap taman. Bayangannya penuh dengan hye won. Ia ingin bertemu. Selang beberapa detik mobilnya melaju mencapai pintu keluar taman.

“hyung!!! Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan?”

“mweoya?” jae joong menoleh ke arah yunho.

***

Hye won melangkah keluar dari taman. Tanpa ia sadari mobil jae joong melaju mulus dihadapannya. Ia terus berjalan lurus disisi jalan raya dengan langkah gontai.

hye won berjalan menjauhi mobil jae joong. begitu pula mobil jae joong yang melaju menjauhi hye won.

***

Mobil junsu terpaut beberapa puluh meter dari mobil jae joong. junsu terpaku melihat taman tempat hye won dan jae joong bertemu. Kembali teringat wajah hye won yang memerah dan sembab. Hatinya terasa sakit. Yah, junsu memang lemah terhadap wanita. Ia sangat tidak bisa melihat wanita menangis. Khususnya, wanita yang ia anggap special, seperti hye won.

Matanya terus menatap taman sampai ketika dilihatnya sosok wanita berjalan gontai berjalan lurus.

“BERHENTI!!!”

Ujar junsu setengah berteriak. Mobil junsu otomatis mengerem mendadak. Changmin yang sedang tertidur di bangku belakang terantuk ke kursi depan. Ia mengelus-elus keningnya.

“aiyaaa!!!! ada apa seyh!!! Sakit neyh!!!”

Tapi junsu tidak menghiraukan ucapan changmin. Dengan cepat ia keluar dari mobil. Dan berlari mengejar wanita itu.

“hye won-a…” ujar nya kencang.

Wanita itu tidak bergeming. Ia masih melangkahkan kakinya menjauhi junsu dan taman.

“hye won-a…” ujar junsu kali ini lebih kencang.

Wanita itu tetap tidak bergeming. Junsu berlari secepat mungkin mengejar wanita itu. Ketika dilihatnya rambu lalu lintas berubah. Rambu untuk pejalan kaki berwarna merah.

***

Hye won masih berjalan gontai. Wajahnya tanpa ekspresi. Ya, untuk kali ini hye won tidak menangis. Tidak setetes pun air mata keluar dari wajahnya yang putih.

Ia terus berjalan tanpa menyadari rambu lalu lintas yang berubah warna menjadi merah. Hye won masih melangkah menerobos jalan.

***

Junsu berlari sekencang yang ia bisa. Ia tidak peduli dengan nafasnya, atau bajunya yang berkeringat. Yang ia tahu hanya satu. Terlambat 1 detik saja hye won bisa celaka.

***

Satu langkah lagi, kaki hye won akan menerobos rambu jalan. Ketika dirasanya tarikan kencang dari lengannya. Tubuh hye won berputar. Dan ia merasa sangat nyaman.

***

Junsu memeluk tubuh hye won erat. Badannya gemetar. Telat satu detik saja, hye won akan tertabrak truk yang barusan melintas. Rasa ngeri bercampur lega terasa kental di hatinya. Junsu terus memeluk hye won. Ia tidak peduli dengan sekitarnya.

Hye won terdiam. Rasa hangat dan nyaman yang ia rasakan ternyata pelukan junsu.

“jun…junsu-a.. “

Junsu mengendurkan pelukannya dan menatap hye won cemas. Rasanya ingin memarahi hye won karena kejadian tadi, tetapi begitu melihat wajah hye won dengan air mata yang tergenang hatinya tak tega. Ia hanya menatap hye won cemas tanpa berkata sepatah pun.

Hye won yang baru menyadari kehadiran junsu, dan baru menyadari dirinya tengah dipeluk junsu menatap junsu berlinang. Ia kembali tersadar ke dunia nyata. Dan kembali sadar bahwa ucapann nara tadi kenyataan.

“junsu-a…..”

Ujar hye won terisak. Junsu memeluknya. Lagi-lagi, junsu memberikan kenyamanan disaat hye won merasa tak ada orang yang mengerti apa yang ia rasakan.

Saat itu salju pertama turun. Dinginnya salju pada malam itu, seakan ikut merasakan hati hye won yang dingin dan pilu.

***

Changmin terdiam memeluk tubuhnya sendiri diluar mobil. Pemandangan yang ia saksikan sekarang benar-benar membuatnya kaget. Ia menatap junsu dan hye won yang masih berpelukan. Timbul kesimpulan di kepalanya.

“hyung… dengan hye won….?”

***

Hye won sudah berada di dalam mobil bersama junsu dan changmin. Matanya terus menatap ke luar jendela mobil. Meski salju terus turun perlahan di luar jendela mobilnya, ia tidak memperhatikannya. Matanya menatap kosong.

Junsu memandang hye won dengan kesal. Ia sangat kesal kenapa hye won tidak berhenti berharap kepada hyungnya. Ia kesal karena hye won terus menangisi hyung nya sedangkan hyungnya sama sekali tidak tahu bahwa ada seseorang yang menangisinya. Ia benar-benar kesal dengan keadaan ini. Ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Changmin memandang junsu dan hye won bergantian. Dugaannya semakin kuat, bahwa junsu dan hye won memiliki hubungan khusus. Atau setidaknya, memiliki rahasia yang tidak ia ketahui.

Malam itu, salju turun di seluruh penjuru kota. Menghiasi malam yang gelap pekat dan dingin. Sama dengan suasana di dalam mobil junsu dan changmin. Hening dan dingin.

***

“hye won-a, sudah sampai” ujar junsu lembut. hye won tak bergeming. ia masih menatap jendela mobil dengan pandangan kosong. junsu mengguncang lembut bahu hye won. hye won menoleh.

“waeyo?” ujar hye won pelan. junsu tersenyum getir.

“sudah sampai hye won-a”

“hah? dimana?” ujar hye won panik. changmin menatap sikap junsu dan hye won yang aneh. changmin keluar mobil. dan membuka sisi pintu mobil dimana hye won berada.

“hye won-a, turun!”

hye won menatap changmin bingung. diliriknya sebentar gedung yang terpampang disampingnya.

‘apartment dbsk..’

hye won menahan nafas. rasanya berat sekali melangkahkan kaki di tempat dimana jae joong berada. ia sedang tidak ingin melihat wajah jae joong.

“waeyo? ya!! hye won-a, kau kenapa? tidak biasanya kau seperti ini???? sepertinya kau tidak senang diajak ke apartmen kami”

hye won menggeleng cepat. dipaksakan seulas senyum manis di wajahnya. ia menatap changmin riang.

“anneyo!!! KaCha!!!” ujar hye won sambil melangkah riang keluar dari mobil. belum sempat seluruh tubuhnya keluar dari mobil. ia merasa seseorang menahan tangannya. ia menoleh ke dalam mobil.

junsu menatapnya tajam. ia tidak ingin hye won kembali berpura-pura. ia tidak ingin hye won kembali menangis. ia tahu hye won tidak siap untuk bertemu muka dengan jae joong. entah apa yang terjadi yang jelas hanya satu hal yang membuat hye won menangis tersedu-sedu. jae joong.

hye won melepaskan lembut tangan junsu. ia tersenyum lembut ke arah junsu.

“aku tidak akan kenapa-napa junsu-a. aku janji”

hye won berjalan meninggalkan junsu yang termenung di mobil sendirian. hye won menghampiri changmin dan menatap changmin riang.

“ya!!! jahat sekali kau meninggalkanku!!” ujar hye won kepada changmin sambil terus berjalan menjauhi junsu. junsu hanya bisa memandang hye won yang terus menjauh dengan perasaan iba.

junsu melirik jendela kamar tempat ia dan jae joong tinggal. lampunya hidup. artinya jae joong berada di apartment.

junsu menghela nafas. di bukanya pintu mobil dengan gontai. dan bergegas menyusul hye won dan changmin. entah apa yang terjadi pada hye won nanti. junsu hanya bisa berharap hye won tidak akan menangis. setidaknya malam ini.

To be continue…

Next part : Because I‘m stupid (part 6)

___________________________________________________________________

*sebelumnya mw berterimakasih kepada ALLAH SWT dan adikku (vivi) yang telah memberikan ide2 dalam ff ini dan melancarkan otakku dalam mengetik ff ini *gejeh o.0* dan kepada para pembaca yang setia membaca FF saia pertama yang gejeh ini. mianhe klo ada kesalahan. *critic and comment are welcome* 🙂 *

76 responses to “Because I’m stupid (part 5)

Tinggalkan komentar